Surat pada Universa (2)
Aku punya kebiasaan aneh. Aku hanya bisa menulis ketika sedang sendirian. Seperti sekarang, ketika suara jangkrik dari rumah seberang terdengar.
Aku punya kebiasaan aneh. Aku hanya bisa menulis ketika sedang sendirian. Seperti sekarang, ketika suara jangkrik dari rumah seberang terdengar.
It feels like yesterday I just wrote the 2018 Kaleidoscope, and yet, here we go again. It’s time to look back to everything that happened in 2019. Shall we?
Jam tangan kesayanganku menunjukkan waktu 2.19 subuh. Lampu kabin dimatikan, semua sedang terlelap dengan nyaman. Lalu aku melongok ke jendela.
What if – as Coldplay says – you have done your best but you still don’t suceed? What if you feel like you’ll never be good enough?
Aku akan menulis untuk diri sendiri. Tentang puisi, kutipan motivasi, cerita perjalanan, atau sekadar kicauan nggak jelas. But this time I’m gonna love it.
This is one of my most favorite sentences: “It reminds me of you”. Beautiful, isn’t it? No matter who says it, no matter when, it could make you smile.
Akan ada hari-hari seperti ini, sahabat.. Ketika semua berjalan sesuai rencana. Hari-hari dimana aku ingat bahwa kehidupan akan baik-baik saja.
Go out there and do at least ONE THING that has no reward whatsoever. Just like when you’re a kid, do something just for the fun of it.