Kebahagiaan itu bisa sesederhana itu, ternyata. Hidup mungkin telah merubahku di beberapa bagian. Tapi ia pun selalu mengingatkan aku akan hal-hal terbaik. Seringkali aku tersesat dalam rutinitas dan dunia yang sama sekali asing. Dunia yang palsu. Dunia yang menipu. Dunia yang tidak ingin aku tinggali. Tapi hidup selalu memberikan kejutan-kejutan kecil yang menyenangkan. Yang menyadarkan aku bahwa, bahagia itu sangat sederhana.
Bahagia itu bertemu dengan seorang ibu yang menasihati aku untuk rajin berdoa. Untuk bisa makan bersamanya dan berbagi cerita tentang masa depan.
Bahagia itu bertemu dengan tukang soto yang bisa bicara bola dua jam penuh. Yang hafal pada statistik tim di liga manapun, dan yang menanti-nantikan jualannya habis, hanya untuk bisa nobar dengan teman-temannya.
Bahagia itu melihat anak-anak SD yang berangkulan kemudian berjalan seperti robot. Berpura-pura bahwa dunia ini tidak eksis dan hanya imajinasi mereka yang liar yang nyata.
Bahagia itu melihat anak-anak menggoda tukang cat di sekolah mereka. Sekadar menjulurkan lidah, berlarian, dan menyembunyikan topi si tukang berkaus merah.
Bahagia itu menghabiskan waktu untuk pergi ke tempat yang baru. Tanpa tanda dan tanpa aling-aling. Ketika waktunya tiba, kita hanya membiarkan diri kita dibawa.
Bahagia itu menghapus air mata yang jatuh karena mengingat hal-hal yang telah lewat.
Bahagia itu ketika bisa ngobrol dengan mama dan papa yang jauh di ujung pulau. Sekadar bertanya kabar dan bicara tentang apa saja.
Tahu, bahwa dalam dunia yang kejam, ada orang-orang yang mencintai dan peduli pada kita tanpa batas.
Bahagia itu ketika bisa membaca dengan nyaman di kasur. Tenggelam pada huruf-huruf dan cerita yang kita tanamkan pada pikiran.
Bahagia itu melihat bahwa hal-hal kecil di dunia punya arti yang sedemikian besar.
Kita hanya sering lupa. Bahwa bahagia itu sesederhana itu… :”)