Selamat datang di Auckland!
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 10 jam, akhirnya sampai juga di New Zealand! Ah, I knew I would fall in love in the first sight.
Minggu ini minggu pertama, yang diisi penuh sama orientasi beasiswa New Zealand Scholarship. Selama lima hari ini, kami dikenalkan dengan berbagai fasilitas dan student support service yang siap bantuin selama beberapa tahun mendatang di University of Auckland. Dan, fasilitasnya lengkap banget!!
Norak ini memang sih. Tapi bayangin aja, anak kuliah udah dikasih asuransi kesehatan, travel, sama asuransi jiwa. Kalau barang ilang selama di NZ, bisa di-reimburse. Terus, di kampus ada fasilitas dokter, konseling, pelatihan bahasa Inggris, akses perpustakaan yang lengkap parah, fitness & gym, sampe dikasih subscription OneDrive, Google Drive, Grammarly, dan software khusus buat referencing. Di kampus disediakan semacam dapur mini, lengkap sama kulkas dan microwave, jadi kita bisa bawa makan siang atau makan malem.
Ada Career Development Center. Ini memang kedengerannya biasa banget, tapi CDC di University of Auckland bakal bantu kita sampai 3 tahun setelah lulus kuliah! For free! Hal terakhir yang jadi favorit: study space-nya berjibun nian. Bener-bener banyak banget, mulai dari study space eksklusif yang harus pake membership, ada yang khusus buat Master degree, ada yang namanya quiet study space yang bener-bener sunyi, sampai study space biasa buat semua orang. Bahagia itu sederhana!
Menjelajah Auckland CBD
Mumpung kegiatan belum terlalu padat, jadi minggu ini digunakan sebaik-baiknya buat eksplor seputaran Auckland CBD. Yang paling penting sih: ngunjungin supermarket biar tahu dimana kita bisa beli kebutuhan sehari-hari. Liat harga barang-barang di sini cukup bikin nyesek sih :’)
Lalu, gimana kota Auckland di CBD?
B A G U S B A N G E T. Walaupun Auckland kota terbesar di New Zealand, tapi jangan bayangin suasana metropolitan macam New York atau Jakarta gitu ya. Auckland ini kotanya sepi, tapi damai dan rimbun. Gimana ngejelasinnya ya, di sini nggak ada bangunan cantik-cantik macam di Barcelona atau Prague. Tapi, suasanya kalem banget, chill, relaks. Udaranya masih seger dihirup. Langitnya biru, awannya putih bersih, kayak ngeliat pemandangan dari jendela Nobita gitu lah. Kalau malem dan kita mendongak ke atas, banyak bintang yang keliatan.
Somehow, it reminds me of Boston a lot. Dua-duanya kota pelajar, tapi nggak metropolitan. They’re both quaint and magical. Kalau lagi jalan-jalan, aku seneng banget rasanya. Nggak nyangka, setelah berkutat berbulan-bulan buat berburu beasiswa ke luar negeri, akhirnya bisa terdampar di sini. Thank you, universe :’)
The Art of Slow Living
Heyyy, baru seminggu di sini, rasanya udah demen sama konsep slow living. Apalagi datengnya dari kota Jakarta, rasanya kayak dunia kebalik. Kalau di Jakarta, semuanya serba cepet, serba sibuk, serba runyam. Di Auckland ini, orang-orang kayak lebih menikmati hidup (yaa.. pastinya karena tingkat ekonomi mereka udah lebih tinggi).
Kalau siang-siang ngelewatin taman, ada yang lagi tidur-tiduran di hammock, ada yang baca buku, piknik, main sama doggo, atau sekedar makan siang. Terus kemarin waktu ngelewatin pantai, mereka lagi pada nungguin sunset. Ada yang barbecue-an, main bola, main Frisbee, duduk-duduk santai. Pokoknya kayak nggak ada beban sama sekali di hidupnya. Nggak mikirin KPR, investasi, Jouska, utang kartu kredit, uang sekolah. Gimana nggak bahagia lahir batin ya?
Di sini baru sadar kalau konsep work-life balance itu bener-bener dikejawantahkan (ajegileee). Kalau di Jakarta kan work-life balance identik dengan punya meja ping pong, katering, atau bean bag di kantor. Kalau di Auckland, orang-orangnya bener-bener kerja sampe jam 6 sore aja. Terus malemnya mereka stay in di rumah, atau biasanya ada pertunjukan seni, pemutaran film di layar tancep, sama night market.
Oh ya, ngomong-ngomong soal itu, Auckland punya banyak banget open space area. Taman-tamannya bertebaran, tiap jalan 10 menit udah nemu taman baru. Di trotoar pastiii ada tempat duduk buat sekedar istirahat, makan, atau people-watching. Ya pokoknya kalau suntuk, tinggal keluar rumah dan cari salah satu open space area itu biar pikiran nggak carut-marut lagi.
Tentang Jalan Kaki
Satu hal yang aku nggak pernah tahu dari Auckland sebelum dateng ke sini. Kalau tinggal di daerah Auckland CBD, kita bisa jalan kaki kemanapun.
Literally. Kemanapun.
Semua tempat-tempat penting kayak supermarket, kampus, perpustakaan, halte bis, jaraknya bisa ditempuh dengan jalan. Tapiii…., jalan rayanya penuh sama turunan dan tanjakan. Lumayan ngos-ngosan sih buat orang yang nggak pernah jalan kaki kayak aku.
Untungnya, di sini udaranya dingin. Kayak hari ini, anginnya kenceng banget, udah kayak berasa winter. Karena udaranya dingin, jadi jalan jauh lumayan bearable karena nggak pengap dan mandi keringat. Tapi tadi aku habis tersesat gara-gara salah turun di halte bis. Akhirnya jalan 25 menit naik turun, sambil bawa tas belanjaan yang berat bangeeet (karena habis belanja peralatan buat di apartemen) 🙁 Sedih lah kalau diceritain.
Tapi nggak apa-apa. Tetep semangat jalan kaki demi gaya hidup yang lebih sehat yo!
Okay, kayaknya sih segitu aja dulu. Akhirnya setelah ditunda beberapa hari, hari ini bisa nulis tentang kesan pertama menjejakkan kaki di Auckland. Hihihi. Sekarang tidur dulu, karena besok orientasi kampus bakal dimulai. Nggak sabarrr!
See you on another post, ya!