Karena kamu, aku lupa betapa sayangnya aku pada buku
Pada judul dan rangkaian kata yang siap mengungkap hidup yang lain
Pada tumpukan kisah sejarah Eropa sampai romantika Asia Tenggara
Pada kenikmatan menyusuri perpustakaan, lembar, dan tanda baca
Karena kamu, aku lupa betapa senangnya aku menulis
Karena ketika kamu ada aku meluangkan seluruh waktu
Denganmu, untukmu.
Dan tak ada waktu tersisa untuk sekadar menulis jemu
Karena kamu, aku lupa betapa cintanya aku berjalan-jalan sendiri
Pada trotoar pejalan kaki, pada suara yang kudengar dari dalam diri
Pada perenungan tak terbatas yang sering kutemui
Ketika kaki menapak tanpa arah, tanpa teman, tanpa tujuan
Karena kamu, aku lupa sebagian kecintaan diriku yang terdahulu
Dengan kamu aku hanya punya satu obat eliksir.
Dengan kamu aku percaya aku hanya punya satu adiksi.
Satu candu. Satu hobi. Hal yang paling menarik.
Iya, kamu.