“Kalau kamu dikasi kesempatan untuk mengubah satu hal dari negara ini, apa yang ingin kamu ubah?”
Aku akan jawab, “Minat membaca.”
Kenapa?
Karena membaca itu kunci untuk mengubah hidup. Dan di era serba digital dengan instagram, snapchat, dan lain-lainnya itu, berapa orang sih yang masih suka baca sampai sekarang? Menurut data dari UNESCO, minat baca di Indonesia itu rendah sekali, hanya 0.001%! Berarti, setiap seribu orang hanya ada satu yang mempunyai minat untuk membaca. Membaca di sini bukan berarti membaca quotes sepanjang 1 kalimat ya. Bukan bacain caption foto instagram yang suka sok sok bijak padahal gak nyambung sama apa yang di-post. Bukan juga bacain komik. Membaca di sini, itu membaca buku, koran, majalah, blog, website berita, apa pun yang lebih dari 500 kata lah minimal.
Terus, berdasarkan studi “Most Littered Nation in the World“, Indonesia ada di peringkat kedua paling bawah di kategori minat baca, yaitu ke-60 dari 61 negara. Malu banget gak? Kita bahkan kalah dengan negara Thailand (59) dan hampir mirip sama negara Botswana (61). Ini malu-maluin dan sekaligus bikin prihatin. Separah itukah kita? Semales itukah kita untuk buka buku dan fokus selama beberapa jam untuk bener-bener membaca dengan tekun?
Mungkin ini ada kaitannya dengan artikel yang aku pernah baca, judulnya “Is Google Making us Stupid?” Ini artikel bagus banget! Dan kalau kamu gak bisa baca sampe habis, berarti kamu salah satu “korban” kemajuan teknologi bernama Google. Artikel ini bilang bahwa jaman sekarang, jangka waktu konsentrasi manusia makin lama makin pendek. Karena, setiap kali kita lagi ngerjain tugas, tiba-tiba muncul notifikasi ada yang nge-like Instagram kita, terus kita buka instagram, terus ada foto mantan baru di-upload, terus kita kepoin akun dia. Terus belum selesai kepo, muncul Whatsapp dari temen ngajakin nongkrong. Lalu kamu buka whatsapp. Gak berapa lama kemudian, muncul notifikasi email.
Kebayang kan seberapa banyak “Gangguan” yang membuat kita gak bisa konsentrasi lama-lama? Habis ngerjain tugas sepuluh menit, pasti bakalan gatel pengen buka media sosial. Padahal kita tau, itu gak penting. Tapi era digital memang bikin kita suka bosen, dan ujung-ujungnya gak bisa konsentrasi.
Prihatin deh dengan keadaan orang-orang yang gak mau baca buku. Rugi lho, beneran! Membaca buku itu menyelami jalan pikiran orang lain sedalam-dalamnya. Kamu bisa tau apapun, literally apapun, dari buku. Aku cinta dunia buku sejak masih SD, masih bloon ga tau apa-apa. Tapi aku merasa aku dapet banyaaak banget pengetahuan dari buku-buku itu. Bukan pengetahuan kayak 1+1=2, tapi pengetahuan lain yang sepele-sepele tapi sangat mengubah jalan pemikiran kita.
Lihat deh, para pemimpin dan orang-orang terkaya di dunia, semuanya doyan baca buku. Bill Gates bahkan sampe bikin perpustakaan gratis buat ngasi buku-buku buat anak kuliah. Kalau kamu ketemu orang yang suka baca buku, percayalah, pasti mereka adalah orang yang sangat open-minded! Mereka gak suka nyinyir, gak suka ngomong aneh-aneh, gak suka menghakimi hidup orang sembarangan. Kenapa? Ya karena udah paham aja dengan keanehan-keanehan di dunia ini. Mereka udah keliling dunia, dari tulisan Coelho sampe ke Nostradamus. Dari buku bisnis sampe koran abal-abal.
Yuk membaca! Gak harus beli buku mahal-mahal di toko buku impor kok. Kita bisa cari versi pdf yang gratis dan bisa dibaca dimana aja. Kalau males download, bisa ke perpustakaan negara (yang dijamin sepii luar biasa kecuali ada penunggu-penunggu wifi gratisan). Kalau males juga, cobalah pinjem temen yang punya buku, pasti mereka seneng! Soalnya jaman sekarang susah banget nemuin temen yang sama-sama suka baca buku. Jadi, kalo udah selesai baca, terus bingung mau cerita ke siapa. Asyik juga kan kalo ketemu temen terus bahas tulisan Pramoedya atau buku Mitch Albom paling baru?
Percayalah, buku lebih ada manfaatnya daripada liatin video youtuber-youtuber lagi videoin reaksi pacarnya waktu liat video mereka (Why just why?). Buku lebih ada manfaatnya daripada liatin acara alay di TV yang cuma jual guyonan receh dan gosip-gosip miring.
Yuk membaca!